BERSYUKUR SETIAP SAAT
NAMAKU : NOVIA ANGGRAINI
NO. PESERTA KU :13101053
Dari begitu bangun pagi di kamar
lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan
terimakasih dan bersyukur ? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam
satu hari? Berapa kali saya
berterimakasih dan bersyukur di dalam hati ? berapa kali yang saya ucapkan
dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali,
bisa jadi lebih, karen tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh
mengucapkan terimakasih sampai puluhan kali dalam satu hari? Bahkan ratusan
kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterimakasih dan bersyukur, kita selalu
mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka
diri kita menhadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih
setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu menginggat
kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (belive) bahwa memang benar kita
hidup dalam kelimpahan, Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini,
termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi
dari
Sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan besyukur
berpuluh –puluh kali tersebut ? Sepanjang hayat.
dari
Sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan besyukur
berpuluh –puluh kali tersebut ? Sepanjang hayat.
Aah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian.
Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, naumun
dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering
menjadi atribut sorang sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus
seungai.
Berterimakasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal
uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk
mengubgah diri. Jangan pikir “pahala” yang Anda dapat dari perbuatan ini dlu.
Jangan pula mengharapkan nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan
mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan
canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang lain.
“TERIMA KASIH” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain,
malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut
dari pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang bisa membantu kita
semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keraguaan
dan ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi
luar biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personofikasi
dari sukses itu sendiri. Aammiiin...












